Rabu, 26 Oktober 2011

BAB I

MEDIA PEMBELAJARAN
Prof. Dr Azhar Arsyad, M.A
A.    Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’ ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gaerlach dan Ely (1971) mengatakan media apabila di fahami secara garis besar adalah manusi, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Media yang serin disebut mediator menurut fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Jadi televise, filem, foto, radio, rekaman radio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetak, dan sejenisnya dalsh media komunikasi, (Heinich, dan kawan-kawan (1982))
Hamidjojo dalam latuheru (1993) member batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Istilah “media”  bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”). Menurut Webster (1933: 105), “art’ adalah ketrampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi. Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang ketampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertia sbb:
Perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan atau perkakas tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu. (Achsin, 1986: 10)
Dengan demikian, kalau ada teknologi pembelajaran agama misalnya, maka itu akan membahas masalah bagai mana kita memakai media dan alat bantu dalam proses mengajar agama, akan membahas masalah ketrampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan agama.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media diatas, berikut dikemukakan cirri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu.
1.      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.
2.      Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitukandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.      Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4.      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas.
B.     Landasan Teoretis Penggunaan Media Pendidikan
Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (syimbolic). Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai proses komunikasi.
Uraian dibawah ini meberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alatindranya. Gur berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra.
Pesan diproduksi dengan :                                           pesan dicerna dan diinterpretasi dengan:
Berbicara, menyanyi, memainkan                                mendengarkan
Alat music,dsb.
Memvisualisasikan melalui filem,                                  mengamati
Foto, lukisan, gambar, model,
Patung, grafik, kartun, gerakan
Nonverbal
Menulis atau mengarang                                               membaca

C.     Cirri-ciri Media Pendidikan
1)      Cirri fiksatif (fixative property)
Cirri ini menggambarkan kemampuan media merekam, meyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, dan filem.
2)      Cirri manipulative (manipulative property)
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan menegdit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaan tepung untuk membuat roti dapat dipersingkt waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau filem yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal usul dan proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
3)      Ciri Distributif (Distributive Property)
Cirri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut di sajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan aslinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar